Minggu, 08 Februari 2015

Kaos Distro: Gabungan Antara Idealisme dan Bisnis

Kaos Distro: dari Komunitas Menjadi Semangat Bisnis Idealis

Di kalangan anak muda Indonesia, pergaulan anak muda zaman sekarang tidak pernah lepas dari yang nama fashion. Dan kaos Distro  adalah salah satu pemicu perkembangan fashion anak muda Indonesia.
Kaos distro yang kita kenal sekarang ini berasal dari spirit dan idealisme komunitas anak muda yang iwjukan melalui sebuah aksesoris, baik kaos distro, sweater, kemeja, gelang, sticker, topi, dan lain-lain. Dari sebuah idealism tersebut kemudian lambat laun berkembang bersama komunitasnya yang semakin meluas menjadi sebuah perusahaan bisnis yang disebut clothing company.
Semakin berkembangnya bisnis ini, seolah menjadi sulit dibedakan antara distro sebagai sebuah idealisme dengan distro sebagai sebuah bisnis. Lalu, banya pula yang sulit membedakan antara distro dengan clothing-an.
Untuk itu, yuk kita bedah mengenai distro, clothing, semangat idealis yang memiliki orientasi bisnis.

Pengertian Clothing Company

Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri. Istilah clothing lokal sendiri dimulai dengan berdirinya 347 boardrider.co pada tahun 1996 (sekarang 347/eat). Clothing ini mengambil nama dari lokasi pertamanya yang terletak di Jalan Dago no.347. Disusul kemudian oleh Ouval Research pada tahun 1997 (meskipun pada awalnya telah dirintis oleh salah satu foundernya, Arif Maskom pada 1993 dengan merilis M Clothing). Serta ada pula Airplane, Harder, No Labels (NL’s), Monik, dan Two Clothes yang berdiri 1998.

grosir kaos distro, kaos raglan, kaos polo, jual kaos, kaos murah, kaos bandung, kaos distro bandung, kaos distro murah, kaos distro online, reseller kaos distro, distributor kaos distro, kaos distro terbaru, pusat kaos distro,  grosir kaos,

Distro-GKDB


Pengertian Distro

Distro berasal dari kata Distribution Store yang bisa diartikan sebagai tempat/outlet/toko yang secara khusus mendistribusikan produk dari suatu komunitas. Biasanya berasal dari komunitas music band-band independent atai intilahnya band indie dan komunitas skateboard. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara  massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan.
Konsep distro berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu  band band Independent (Indie) di Bandung berusaha menjual merchandise mereka. Awalnya menjual kaos distro, hingga akhirnya melebar menjadi penjualan merchandise lainnya seperti CD/kaset, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas pung dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas eksport. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung (Wikipedia).

Karakteristik Distro

Istilah clothing maupun distro semakin berkembang menjadi satu kategori tersendiri karena adanya soul serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain.
Di antaranya adalah adanya konsep yang jelas dari sisi desain, tidak sekedar menjiplak atau mengambil desain dari luar. Kemudian adanya ekslusivitas dari sisi produksi, di mana setiap desain untuk satu produk dirilis hanya dalam jumlah terbatas (biasanya antara 50-150 per desain). Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda clothing dengan mass produk lain.
Selain itu salah satu faktor pembeda lainnya adalah kentalnya hubungan antara clothing/distro dengan komunitas lokal sebagai roots mereka. Selain orang-orang yang berada di belakang tiap clothing tersebut rata-rata adalah pemuda yang dulunya berkecimpung di scene lokal, kehadiran mereka pun ikut mensupport kehidupan scene lokal yang sempat mati suri menyusul tiadanya lagi acara di Saparua misalnya.
Yang menarik dari distro adalah desain penataan layout interiornya yang mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya, semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing. Yang menjadi hal yang menarik lagi ketika kita berkunjung ke salah satu distro adalah penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat menarik.

Cara melakukan Bisnis Clothing dan Distro

1.Memiliki semangat idealism yang tinggi, yakni semangat membuat distro/clothing adalah semangat dan idealisme yang tinggi untuk menjalankan bisnis indenpenden ini.
2. Visi dan target, yakni analisa mengenai prpspek dan kekuatan jangka panjang, disesuaikan dengan target harus ditentukan dengan kemampuain kita.
2.Skill, baik desain artistic motif gambar, marketing penjualan, dan modal yang cukup sebagai kekuatan utama bisnis
3.Konsep/ genre/ aliran, yakni identitas clothing yang diusung untuk menentukan komunitas dan target pasar.

4.Lokasi toko yang strategis, yakni di pusat kota, tidak jauh dari perbankan, dan lokasi mudah di jangkau

5.Interior dan isi toko yang artistic dan unik sesuai dengan idelaisme yang di kandung di dalamnya, meliputi ruang display, kasir, ruang ganti, stock barang, tempat istirahat lahan parkir dan lain-lain.
6. Manajemen yang modern, baik akuntansi, marketing, IT, dan administrasi.


Jadi, semangat distro adalah semangat idealis yang memiliki orientasi bisnis professional. Mari berkarya dengan komunitas untuk sebuah independesi bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar